Sabtu, 24 November 2012

DEWI BUNGA MALAM



DEWI BUNGA MALAM (RUSI SUSILAWATI)
RAHASIA KITAB NAGA SEMESTA

Dikisahkan Dalam babak permulaan, Mak Lampir telah bertobat dan bertapa di gunung Merapi selama beberapa ratus tahun. Sementara gerandong mengasingkan diri dan memperdalam jurus baru untuk menguasai dunia persilatan. Selama beberapa ratus tahun bertapa di Gunung Merapi, Mak Lampir tidak lagi mengetahui hakekat dunia luar, kecuali hanya dengan melihat Paso benggala miliknya.

Bila Putri Duyung memiliki Cermin Sakti, untuk melihat kejadian-kejadian di dunia luar maka Mak Lampir cukup melihat Tayangan televise untuk melihat berita terkini di TV One milik Haji Bang Rhoma Irama eh salah milik Abang Rijal Bakrie, untuk melihat berita ter-update dari masalah politik hingga masalah Ariel Peterpan. Begitulah Paso Benggala Mak Lampir, cukup Ekonomis dan dapat di jangkau setan kere macam Mak lampir, tidak perlu belajar mantera-mantera yg membuat anda kesulitan, lelah atau bahkan sampai gila. Cukup keluarkan kocek anda. Dan anda dapat memilih ukuran Paso Benggala yang anda mau.

Mak lampir kehilangan Paso Benggala,mencari kemana-mana hingga Kewalahan mencari Paso Benggala, Mak Lampir mencak-mencak kepada kuncen gunung Berapi yaitu Mbah Marijan (Almarhum).
“Gara-gara sampean mainIklan minuman berenergi sampean jadi lupa dimana naro baskom cucian saya..” Kata Mak Lampir, dengan nada kesal tapi sedikit genit kepada Mbah Marijan.
Ternyata Paso Benggala Mak Lampir hilang di curi Gerandong.... selidik punya selidik, ternyata Gerandong ingin melihat kegiatan Dewi Bunga Malam (Rusi Susilawati) dari Paso Benggala... Alangkah terkejut gerandong, Rupanya Dewi Bunga Malam (Rusi Susilawati) memiliki wajah cukup cantik seperti wajah Nawang Wulan di khayangan.

“Aduhai Dewi Bunga Malam adalah jelmaan Nawang Wulan Bidadari tercantik yang pernah ada dan pernah di nikahi oleh Jaka Tarub, aduhai biar barang bekas Jaka Tarub dapat mencicipinya tak apalah..!! yang penting tidak bercinta dengan Mak Lampir… Aku akan merasa puas bila memiliki Dewi Bunga Malam sebagai kekasihku.”(gumannya)

Mengapa Gerandong Ingin Melihat wajah Dewi Bunga Malam, konon di suatu malam di saat Gerandong tengah semedi dia mendapat bisikkan ghaib, untuk mencari dan menikahi Dewi Bunga Malam. Dan konon laki-laki yang dapat memperistri Dewi Bunga Malam akan memiliki kekuatan yg luar biasa dan memiliki senjata Pamungkas bernama Pedang Naga Langit. Sebenarnya perwujudan Dewi Bunga malam adalah sesok naga Semesta yang tengah tertidur dalam bentuk wanita cantik.

Dan ternyata Mak Lampir yang juga mengetahui bisikkan tersebut harus turun dari pertapaannya untuk membuktikan ikhwal bisikkan ghaib. Hanya saja kehidupan Mak Lampir tidak lagi seperti masa-masa indah waktu di SMA.. di saat masa-masa berpacaran dengan Sembara dengan melecutnya Cemeti Amarasulli dan Ajian Manik Rupa, tak ada lagi Panglima Kumbang dan Kyiai Jamas. Semua cerita indah itu telah usang terkubur bersama cerita misteri Gunung Merapi yg sudah tidak lagi tayang di Indosiar. Akhirnya dengan upah seratus perak, dan agar bisa menyambung ketenaran.. Mak Lampir bersedia menjadi artis atau tokoh dalam cerpen pengarang Sableng Bin Dongo.

Habis kontrak dengan Multivision Mak Lampir dan Gerandong harus kembali pulang kampung dan memperdalam ilmu kedigdayaan masing-masing. Mak Lampit memperdalam ilmu-nya di Gunung Merapi, sambil bermesraan denga Mbah Marijan, sedangkan si Gerandong anak tercinta dari hasil rekayasa genetic dengan Kala Gondang melarikan diri ke Gunung Ceremai, sambil bercocok tanam disana. Mak Lampir terkejut saat hendak turun gunung untuk mencari Dewi Bunga Malam, ternyata paso benggala Miliknya telah Raib alias hilang. Mak Lampir memiliki kecurigaan kepada anaknya, yg tidak lain dan tidak bukan yaitu Gerandong , anak hasil pernikahan dengan suaminya yg pertama yg bernama Kala Gondang.


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Pulang tanpa saji, datang tanpa menyan, selimir angin menyebarkan aroma bunga Kenanga.. di pucuk-pucuk dingin seluruh tubuh menggigil.. seolah aroma keangkeran mulai merebak..terdengar lapat-lapat mantra mulai di baca..dengan nada sangat menusuk sukma.

"Ingsun Amatek Ajiku aji Jarang Goyang.. Dewi Bunga Malam binti Geledek abdiku abdi kunetep rasa jagat rasa sukma,... hiks..aji pelet jarang goyang menebar dalam kamar penuh mistik.

Insan yg disebut pun terkulai dalam mimpi surgawiah alam sukma..... alangkah terkejut, saji tanpa bunga tujuh rupa mulai tercium bersama hembusan aroma embun kepagian..... heran teramat heran, Dewi Bunga Malam mulai kesemsem ajian Jarang Goyang. Siapakah pemilik ajian Jarang Goyang?

Jarang goyang bunga cipta, terlepas sukma mati cinta, terlepas raga mati raga.... ini cinta hanya hakikat, terbilang rindu angan dusta.....” hups Ajian Semar mesem meredam ajian jarang Goyang milik Gerandong, ajian kesaktian warisan mbah Muka Mayat ini tenga di lapatkan Oleh Si Nuhun Edan (Abah Rones)....
Saya heran dengan lakonan,
Terbilang bagus gag karuan,
Di bilang jelek nyindir pengarang...
kalau di buang rasanya sayang...
Saya hadir mohon pengertian berharap engkau sudi berkenan,
Jika insan merasa di lecehkan boleh berpantun di negeri sebrang...
Ini hidup bagai gurauan,
Terlalu serius terlampau jangan
Terlalu males masuk kuburan..
Biar gue yg selawatan"

"Insan Tanpa Wajah (Darwis Sembilan) mengaruk muka yg kepolosan melihat Si Nuhun Edan naksir Dewi Bunga Malam (Rusi Susilawati) , di bilang tak berkawan jalan hitam jadi pilihan, tidak di bantu rasa tak berkawan, tapi cinta sungguh edan tidak peduli satu Golongan... Wiro Sableng nyengir sendirian melihat banci jadi rebutan..... Si Nuhun Edan suka Kelainan, begitu juga si Gerandong Edan.. padahal Nawang Wulan cantik rupawan tapi Dewi Bunga Malam jadi rebutan.”

Ajian Jarang goyang tidak mempan menaklukan Dewi Bunga Malam (Susi Edan) si manusia siluman...
Cantik wajah hanya titipan dari Bidadari Nawang Wulan, jaka Tarub kurang berkenan nama Nawang Wulan hadir kepagian...
Iini cerita bagian karangan dari sinetron yg pernah tayang, kalau anda tidah tahu apa-apa`an..berarti anda yg lagi edan....kenapa juga sampean ikut nimbrung di cerpen orang tampan.. mending sampean dagang gorengan, hasil lumayan buat pergi haji tahun depan…

"Keparat.... kau Si Nuhun Edan apa engkau tidak mengenal Gerandong, raja dari raja Genderuwo..anak Kesayangan Si Mak Lampir"

"Kampret..Alas !!(jawab Si Nuhun Edan) tak perlu aku kenalan dengan genderuwo macam engkau, dan tak perlulah aku kenal-kenal sama emakmu itu… Sebab aku ini juga murid kesayangan Eyang Muka Mayat, tak kenal-lah kau" (Rupanya Si Nuhun Edan ini asli medan, makanya logatnya memakai bahasa medan)

Dua pendekar Sesat dari bumi hitam bertemu dalam perebutan Nawang Wulan jejadian yg gag karuan tak lain tidak bukan Si Susi manusia setengah Siluman setengah kodok dan setengah matang ( emang lu kira mie rebus pakai telor setengah matang). Sungguh beruntung Wiro Sableng jadi wasit musuh bebuyutan, ..Pangeran Matahari (Zacky) melonggo seperti kambing dongo gag mengerti cerita lakonan. 

Jaka Tarub bersanding bersama Wiro Sableng, mengundi jadwal pertandingan.... sedangkan
Insan tanpa Wajah berkawan dengan Pangeran matahari, kesesatan bersanding kegelapan.. kebaikan bersanding dgn kebenaran. Sementara Naga Kuning dan Setan Ngompol dan Mak Lampir tampak cengigisan melihat Tingkah Sinto Gendong lagi kegatelan, kencing pesingpun menebar di Arena Pertandingan... Melihat Duel manusia Siluman.

Putri Cantik tidak lain tidak bukan Dewi Bunga Malam (Susi Edan) maju kehadapan, melirik ke wajah tampan Wiro Sableng.. Sementara Jaka Tarub melonggo tidak berkedip sambil bergurau dalam hati.."Sompret Ini Banci kok Mirip Nawang Wulan" memang wajar saja Dewi Bunga Malam jadi rebutan, operasi wajah di negeri siluman... tapi sayang bukan Wiro yg jadi perhatian malah dua kunyuk Edan yg naksir kegirangan.

Perkelahian hebat telah tersaji antara Gerandong dengan Si Nuhun Edan, beberapa jurus telah di perlihatkan. Tetapi dari kedua perkelahian belum surut dari pertempuran. Di Kubu Gerandong terdapat Mak Lampir, Setan Ngompol dan Naga Kuning.. melihat dengan penuh cemas.. sementara di Kubu Si Nuhun Edan terdapat Insan Tanpah Wajah dan Pangeran Matahari... yg juga tidak kalah tegangnya.

Gerandong tersungkur beberapa meter kebelakang begitu juga dengan Si Nuhun Edan, tiba2 saja ada yg membokong keduanya dari belakang dialah salah satu mantan kekasih Si Susi Sableng... Hantu Bara Kalikatus dari Negeri Latanah Silam atau sekarang di sebut dengan nama Bara Tom....

Sompret-kalian semuanya... Susi Sableng belum resmi berputus tunangan denganku kenapa kalian memperebutkan kekasih pujaan hatiku. Si Nuhun Edan geram menahan amarah, begitu juga dengan si Gerandong. Sementara sang Juri Wiro Sableng dan Jaka Tarub sedang asik main poker, merasa di cuekin Gerandong dan Si Nuhun Edan membentak kedua juri edan.

Juri Goblok, Juri Sableng.. Juri Dongo.. segala macam pujian keluar dari suara merdu Gerandong dan Si Nuhun Edan. Mendengar Bentakkan dengan memakai tenaga dalam cukup tinggi Mak Lampir, Setan Ngompol, Naga Kuning kencing di celana begitu juga dengan Eyang Sinto Gendong sudah terkencing2 dari tadi. Tanah yg menjadi tempat tampungan kencing mereka tampak menghitam dan mengeluarkan asap hitam ,rupanya orang2 sakti seperti mereka, kencingnya juga memiliki ajian kesaktian tingkat tinggi…. Maka saya sarankan bagi anda untuk berhati-hati dengan kencing mereka. Jangan meminum dan jangan mencoba mencium asap dari kencing mereka, bisa2 organ tubuh dan pernafasan anda akan rusak total.

Merasa Jijik melihat tokoh silat Aliran Putih bertingkah seperti itu khususnya terhadap Hantu Bara Kalikatus yg telah membopong dari belakang, Pangeran Matahari dan Insan Tanpah wajah maju kehadapan ingin membantu Gerandong dan Si Nuhun Edan untuk menghabisi Hantu Bara Kalikatus.. tiba2 saja semua tersentak kaget saat Jaka Tarub teriak bilang.. “Gue Flush.... “sompret kartu gue straight flus teriak wiro Sableng.... mengikuti teriakan Jaka Tarub”

Semuanya jadi berpusat kepada Juri Geblek, yaitu Wiro Sableng dan Jaka Tarub. Pangeran Matahari, Si Nuhun Edan, Insan Tanpah wajah dan Gerandong serta Mak Lampir, mereka beramai-ramai mengerubungi Wiro Sableng dan Jaka Tarub.. bogem2 mentah mendarat di wajah Wiro Sableng dan Jaka Tarub, keduanya nyangkut di Pohon besar yg jadi tempat berteduh Dewi Bunga Mayat... sialnya pas jatuh ketanah terdapat Kotoran manusia hasil dari pembuangan hajat besar Dewi Bunga Mayat dan Bidadari Angin Timur.

Kampretttttt.............. teriak wiro, biar kedua gadis itu cantik selangit raya... tapi hasil pembuangan terakhir alias tokai tetap tidak sedap dan tidak menggenakan.. Beraknya sembarangan.
Begitu juga dengan Jaka Tarub, seumur2 punya kekasih secantik Nawang Wulan tapi belum pernah sarapan makan beginian.....

Wkwkwkwkwkwkw... dari jauh terdengar suara berbarengan, Dewi Bunga Mayat dan Bidadari Angin Timur.... mereka berlari menjauhi dua kekasih pujaan hatinya.


Capter 2: Episode Terlarang

Mari kita tinggalkan Arena gelanggang pertempuran antara Gerandong, Si Nuhun Edan dan Hantu Bara Kalikatus. Sementara Wiro Sableng dan Jaka Tarub bergegas mencari sungai terdekat untuk membasuh kotoran manusia yang menempel pada kedua wajah mereka.

Di kejauhan terdengar derap langkah kuda, menuju kawasan datar tempat di adakan arena pertempuran, antara kedua golongan hitam. Seseorang ini mengenakan pakaian serba hitam, wajahnya sangat menakutkan.. matanya copeng kesebelah kiri sementara di sebagian pipinya terdapat luka codet yg sangat mengangga. Dia adalah salah satu Dedenkot Golongan Hitam yg memang sudah jelas sekali akan menghuni neraka.... tapi siapakah nama dan gelar pendekar sesat ini.

Dia adalah Dajal Muka Setan lebih di kenal dengan gelar Pendekar Sesat Tegangan Edan... (Tegangan Tinggi), pendekar ini mempunyai hoby dan kesukaan yg tidak wajar, dia suka memperkosa mayat wanita, terkhusus mayat nenek2.. dan yg lebih mengherankan.. dia juga menyukai banci, kambing banci.. bahkan kodok banci pun akan di perkosa olehnya kalau pendekar Dajal Muka Setan atau pendekar Sesat tegangan Edan ini melihat .

Wiro Sableng adalah salah satu korban yg berhasil selamat,dari cengkeraman tokoh sesat ini. Wiro Sableng dan Jjaka Tarub pernah di perdaya dengan jurus Dajal Setan merubah Wujud.... ini adalah jurus sejenis ilmu sirep, dimana si pelaku akan melihat wajah orang yg menggunakan ajian atau jurus ini seperti dewa atau bidadari...

Tak Ayal Wiro Sableng dan Jaka Tarub pernah di telanjangi habis-habisan untuk di cicipi rasa keperjakaannya... Untung waktu itu ada Pendekar Elang Dewa..salah satu murid pendekar Gua Tengkorak.

Dengan seruling sakti milik Elang Dewa ajian sesat Dajal Setan Merubah wujud sirna... tapi sebagai imbal balasnya Elang Dewa kini jadi buruan Pendekar Sesat Tegangan Edan. Oleh karena kejadian beberapa waktu silam, Wiro Sableng dan Jaka Tarub harus mawas diri dalam menghadapi musuh yg satu ini. Bahkan Elang Dewa yg terkenal sadis dalam menumpas kejahatan dalam menghadapi musuh golongan hitam. Untuk menghadapi musuh yg satu ini Elang Dewa harus gigit jari dan harus bersembunyi di ketiak gurunya, yaitu Ki Buyut Jenggot Sapi.
…………………………………………………………………………………………………………………….BERSAMBUNG

DEWI BUNGA MALAM ( RUSI SUSISLAWATI )

Capter 2: Episode Terlarang

Mari kita tinggalkan Arena gelanggang pertempuran antara Gerandong, Si Nuhun Edan dan Hantu Bara Kalikatus. Sementara Wiro Sableng dan Jaka Tarub bergegas mencari sungai terdekat untuk membasuh kotoran manusia yang menempel pada kedua wajah mereka.

Di kejauhan terdengar derap langkah kuda, menuju kawasan datar tempat di adakan arena pertempuran, antara kedua golongan hitam. Seseorang ini mengenakan pakaian serba hitam, wajahnya sangat menakutkan.. matanya copeng kesebelah kiri sementara di sebagian pipinya terdapat luka codet yg sangat mengangga. Dia adalah salah satu Dedenkot Golongan Hitam yg memang sudah jelas sekali akan menghuni neraka.... tapi siapakah nama dan gelar pendekar sesat ini.

Dia adalah Dajal Muka Setan lebih di kenal dengan gelar Pendekar Sesat Tegangan Edan... (Tegangan Tinggi), pendekar ini mempunyai hoby dan kesukaan yg tidak wajar, dia suka memperkosa mayat wanita, terkhusus mayat nenek2.. dan yg lebih mengherankan.. dia juga menyukai banci, kambing banci.. bahkan kodok banci pun akan di perkosa olehnya kalau pendekar Dajal Muka Setan atau pendekar Sesat tegangan Edan ini melihat.

Wiro Sableng adalah salah satu korban yg berhasil selamat, dari cengkeraman tokoh sesat ini. Wiro Sableng dan jaka Tarub pernah di perdaya dengan Jurus Dajal Setan Merubah Wujud.... ini adalah jurus sihir, sejenis ilmu sirep, dimana si korban akan melihat wajah orang yg menggunakan ajian atau jurus ini seperti dewa atau bidadari...

Tak Ayal Wiro Sableng dan Jaka Tarub pernah di telanjangi habis-habisan untuk di cicipi rasa keperjakaannya... Untung waktu itu ada Pendekar Elang Dewa..salah satu murid pendekar Gua Tengkorak...

Dengan seruling sakti milik Elang Dewa ajian sesat Dajal Setan Merubah Wujud sirna... tapi sebagai imbal balasnya Elang Dewa kini jadi buruan Pendekar Sesat Tegangan Edan. Oleh karena kejadian beberapa waktu silam, Wiro Sableng dan Jaka Tarub harus mawas diri dalam menghadapi musuh yg satu ini. 
Bahkan Elang Dewa yg terkenal sadis dalam menumpas kejahatan dalam menghadapi musuh golongan hitam. Untuk menghadapi musuh yg satu ini Elang Dewa harus gigit jari dan harus bersembunyi di ketiak gurunya, yaitu Ki Buyut Jenggot Sapi.

Seberkas cahaya terang melesat menuju tempat pelataran di mana terdapat beberapa golongan hitam. Salah satunya adalah Insan Tanpa Wajah, Si Nuhun Edan, Gerandong dan Pangeran Matahari yg sedari tadi sedang beristirahat menunggu ronde dua di bunyikan oleh Wasit Edan yaitu Wiro Sableng dan Jaka Tarub. Lama di tunggu lain yg datang, sebuah cahaya putih kemerahan menyerang ketiga pendekar golongan hitam ini. Untung saja mereka sudah di beri tahu oleh Pengarang bahwa mereka akan di bokong dari belakang untuk kedua kali.

“Pengarang dongo, pengarang goblok, pengarang sinting… teriak pembopong yg hendak membunuh Pangeran Matahari dan Gerandong. Bikin cerita boleh2 saja tapi jangan kasih bocoran kalau gue akan membopong mereka dari belakang, teriak pembopong ini kepada pengarang.”

Sementara Pangeran Matahari, Si Nuhun Edan dan Insan Tanpah Wajah serta Gerandong mengelus dada dan mencoba mengendalikan aliran darah yg mengalir tidak karuan. Mereka tampak terkesima dengan perasaan geram dengan kedatangan pembopong yg satu ini.

Pangeran Matahari masih merasa jengah dengan pendekar yg satu ini, dahulu di Lembah Panu Kudis beliau pernah berhadapan dengan pendekar dari golongan putih ini, dirinya hampir di buat babak belur kalau tidak segerah di tolong oleh Gerandong, Hantu Muka Hijau (Tri Daryanto) atau bergelar Hantu Muka Kodok. Tapi mereka bertigapun tidak mampu menghabisi pendekar kita yg satu ini. Siapa gerangan pendekar golongan putih ini dan kenapa pula dia tampak sangat marah dengan pengarang. Dia adalah Prabu Naga Puyeng ( lebih asik di sebut dengan Nama Prabu Naga Jantan) beliau adalah salah satu murid Datuk Lembah Komodo yg berdiam di kawasan pesisir pantai utara.

Kedatangannya untuk membalas dendam kepada Pangeran Matahari dan kedua kawanan-nya sudah terpendam sejak beliau di lahirkan. Konon ibunda dan Ayahanda Prabu Naga Puyeng pernah di habisi oleh Pangeran Matahari di Pangandaran, Prabu Naga Puyeng yg masih bayi di lempar kesebuah jurang terjam di daerah pangandaran tapi untung waktu itu Datuk Lembah Komodo melintas dan segerah menangkap tubuh Prabu Naga Puyeng. Selama belasan tahun Prabu Naga jantan mendapat pendidikan berhitung dari angka nol-sampai sepuluh selama itu pula Prabu naga Jantan tidak bisa menghitung angka sebelas dan seterusnya.

Jurus demi jurus sakti telah di turunkan Oleh Datuk lembah Komodo, kesaktian dan ilmu kedigdayaan Prabu Naga Jantan mampu membelah melon dan semangka dengan tangan kosong. Kalau anda berpikir Prabu Naga Jantan mampu membelah batu sebesar gajah maka saya pasti akan bilang bahwa batu tersebut akan pecah dengan ajian Redam Jagat Guntur Api, dengan syarat Prabu Naga Jantan memakai Basoka atau Sejenis Peluru kendali (Rudal); bukan hanya batu sebesar gajah bahkan gunungpun ambrol terbelah sejuta kalau terkena peluru kendali. 

Kalau anda bilang saya dongo soal Ajian Peluru Kendali mampu menghancurkan Gunung berarti anda jauh lebih dongo lagi, kenapa manggut-manggut saja bilang iya. Kehebatan Jurus Redam Jagat Guntur Api telah di lihat di muka, itulah jurus sakti yg hendak mempobong pangeran Matahari dan kawanan Germonya.

Mak Lampir, Naga Kuning dan Setan Ngompol mencuat beberapa meter terkena dentuman Ajian Redam Jagat Guntur Api , bumi laksana di guncang gempa berkekuatan nol Skala Rekter. Mereka semuanya yg berada di arena pertandingan duduk ketanah dengan posisi sambil makan singkong rebus.. entah dari mana datangnya singkong rebus ini, yg jelas Eyang Sinto Gendong sudah menghabiskan satu lusin singkong rebus.

“Pangeran Matahari, ‘ Tinggi Gunung dapat kudaki dalamnya laut dapat kuselami dengan berpantun seperti ini apakah engkau berani membalas pantunku.”

“Pendekar dongo.. pendekar goblok… engkau berhadapan jauh-jauh dari Lembah Komodo hanya untuk bermain pantun denganku. Apakah Datuk Lembah Komodo, bertahun-tahun melatihmu hanya untuk bermain pantun denganku?.”

Prabu Naga Jantan melongo seperti kambing conge, dia berpikir apakah Datuk Lembah Komodo telah berlaku culas dgn tidak menurunkan ilmu berpantun dalam menghadapi musuh bebuyutannya ini. Prabu Naga Jantan diam lama sekali, sementara Pangeran Matahari sambil menunggu Prabu Naga Jantan menemukan jawaban dari pertanyaannya, segera memesan Es Campur yg kebenaran lewat di arena pertandingan. 

Eyang Sinto Gendong dan Mak Lampir segerah main congklak untuk menunggu juri2 edan itu datang di lain tempat Setan Ngompo, Naga kuning serta gerandong sedang asik main Petak Kumpet.

Kenapa Pendekar-pendekar dongo ini asik bermain-main, apakah pertandingan telah selesai dan apakah Wiro Sableng dan Jaka Tarub melarikan diri setelah mendengar Ledakan besar dari jurus Pamungkas Prabu Naga Jantan. Atau mereka melarikan diri karena berpikir Dajal Muka Setan telah muncul dalam gelanggang pertempuran. Lalu bagaimana Nasib Dewi Bunga Malam, apakah dirinya berhasil di miliki oleh kedua pendekar hitam. Lalu kemana perginya Bidadari Angin Timur serta Dewi Bunga Mayat.

Dajal Muka Setan dari bawah bukit mendengar ledakan hebat, dia bergegas memacu kudanya untuk menaiki bukit datar. Setelah lama memacu kuda, Dajal Muka Setan melihat pemandangan yg tidak lazim, matanya melihat pada orang2 yg berada di sana. Dia mengenal beberapa tokoh persilatan yg memang satu aliran dengannya, salah Satunya Pangeran Matahari, Insan Tanpa Wajah, Si Nuhun Edan dan Gerandong. Tapi ada yg membuat jantungnya berdetak kencang, dia melihat pada rupa dan wajah cantik yg sangat menggoda birahinya.

Siapakah gadis tersebut, Apakah gadis itu bernama Dewi Bunga Malam, Bidadari Angin Timur, atau Dewi Bunga Mayat … Ternyata jawaban anda salah. Seperti telah di kemukan pertama kali, ikhwal dan kesukaan Dajal Muka Setan adalah suka memperkosa mayat nenek-nenek, banci, Kambing banci dan Aki-Aki Banci.. karena di kawasan itu tidak terdapat laki2 berperilaku banci maka mata Dajal Muka Setan hanya tertuju kepada Mak Lampir dan Sinto Gendong.

Di tatap sedemikian rupa Mak Lampir dan Sinto Gendong mengelurkan jurus sakti untuk menghardik mata nakal Dajal Muka Setan. Dajal Muka Setan sadar dirinya mendapat gebuk dari tokoh persilatan golongan Ab (sejenis golongan Darah) menjatuhkan dirinya kesamping, naas tak dapat di tolak untung tak dapat di cari, Dajal Muka Setan jatuh terkena kotoran Manusia.

Kampret……….. Biar muka gue ganteng mirip David Beckham gue gag rela kalau gue kena beginian…! Siapa yg buang hajat besar disini teriak Dajal Muka Setan lantang. Mendengar dan melihat wajah Dajal Muka Setan di penuhi dengan kotoran Manusia, pendekar2 disana tertawa habis-habisan. 
“Tadi kami meilhat seseorang sebelum dirimu sudah mendapat musibah yg sama sepertimu, wajahnya di penuhi dengan kotoran manusia tapi mereka berdua lebih beruntung karena kotoran tersebut milik bidadari Angin Timur dan Dewi Bunga Mayat. Tapi dirimu sungguh Naas dirimu terkena kotorannya Prabu Naga Jantan yg sedang mengerang menahan mules karena sedari tadi berpikir keras mencari jawaban, sehingga dirinya tak kuasa menahan buang hajat besar di sini, Jawab Naga Kuning, santai.”

Prabu Naga Jantan disebut namanya, berlari menyembunyikan diri di balik pohon besar.

“Kampret edan.. keluar kau, Prabu Naga Banci.. hadapi aku cepat….. jgn engkau bersembunyi.”
“Wahai kisanak sebaiknya kau bersihkan saja wajahmu dari kotoran itu, tadi Wiro Sableng dan Jaka Tarub pun mengalami musibah yg sama sepertimu, jawab Pangeran Matahari.”

Mendengar nama Wiro Sableng dan Jaka Tarub di sebut-sebut, Nafsu birahi Dajal Muka Setan bertambah tinggi. Dia berlari kecil menuruni bukit sambil melihat kesamping kepada dua tokoh persilatan yaitu Mak Lampir dan Sinto Gendong.

“Wahai kekasih-kekasih pujaan hatiku, sabarlah barang sejenak.. Kakang akan memuaskan kalian berdua ke alam surgawiah. Tapi Kakang harus bersenang-senang terlebih dahulu dgn dua kunyuk edan yg bernama Wiro Sableng dan Jaka Tarub. Setelah diriku selesai bersenang-senang dgn mereka barulah kalian berdua ku Bopong ke Lembah Akhirat untuk memadu cinta kasih kita.”. (guman Dajal Muka Setan dalam hati)

Dajal Muka Setan mengeluarkan Jurus Menuruni Bukit Mengejar Bayang, dengan jurus ini Dajal Muka Setan mampu bergerak lebih cepat dari keledai. Dia melihat Wiro Sableng dan Jaka Tarub sedang mandi membasuh diri di tepi sungai yg berair jernih, melihat tubuh mulus Jaka Tarub dan Wiro Sableng, Dajal Muka Setan semakin tidak kuasa mengendalikan nafsunya yg sudah mencapai ubun-ubun, gelar Pendekar Sesat Tegangan Edan kembali bersanding pada dirinya dia segerah muncul di hadapan Wiro Sableng dan Jaka Tarub.

Wiro Sableng dan Jaka Tarub saling berpelukkan melihat kedatangan Dajal Muka Setan yang tiba-tiba hadir di hadapan mereka.”

“Se..se..se…tan.. alas… teriak Jaka Tarub dengan terbata-bata, melihat kemunculan Dajal Muka Setan”
“Mau apa engkau ada disini…..wa…..wa…wa..hai Dajal Muka Kodok jawab Wiro Sableng dengan terbata-bata dan suaranya mirip banci ke gencet kontainer.”

Mendengar suara merdu mirip wanita dari kedua makhluk edan ini, Dajal Muka Setan semakin tak kuasa menahan gejolak birahinya. Dia segerah melepas baju dan celana kolor miliknya, melihat tingkah laku Dajal Muka Setan Wiro Sableng dan Jaka Tarub menghempas dirinya kelangit dan berdiri di batu besar di tepi sungai…”

“Mau kemana cah bagus… apakah cah bagus hendak bermain-main dengan Kakang sebelum kita bersenang-senang.”

“Sompret, siapa sudi bersenang-senang dengan makhluk sepertimu, aku bukan jenis makhluk yg pantas engkau jadikan budak nafsumu.” Teriak Wiro Sableng.!

“Wahai Dajal Muka Setan, sebaiknya engkau bertobat… dan segera dirimu masuk kubur, dan temui kekasih-kekasihmu di alam kubur sana.” Mengikuti Jaka Tarub, membentak Dajal Muka Setan.

“hahahahahahaha… kalian berdua adalah kekasih-kekasihku, apapun yg kalian katakan terasa merdu sekali di telingaku, seolah-olah perkatan-perkatan yg barusan kalian ucapkan adalah sebuah syair lagu rindu yg begitu merdu bernyanyi di kedua telingaku.

“Telinga busuk, telinga Culeannnnnnnnnnnnnn.. teriak Wiro Sableng… Mana mungkin dengan telinga itu kamu bisa membedakan ucapan indah dengan cacian.”

“Kampret kalian berdua, ternyata kalian berdua tidak ingin bersenang-senang denganku. Tidak menikmati tubuh kalian dalam keadaan hidup, mayat-pun tak apalah yg penting tubuh kalian dapat kunikmati.”

Mendengar ucapan Dajal Muka Setan, Wiro Sableng dan Jaka Tarub semakin ciut nyalinya, mereka seolah menelan ludah kering sehingga kerongkongannya turun naik, seolah hendak menelan sesuatu tapi teramat sulit. Untung jaka Tarub membawa permen pelega tenggorokkan seperti Mentos dan Permen Relaxa, sehingga nafas dan tenggorokkan mereka kembali lancar.

“Darimana kau dapatkan Pil ajaib ini sobat? Tanya Wiro Sableng kepada Jaka Tarub.”
“Oh ini Tadi waktu kita dalam perjalanan ke Bukit Jajar Datar aku mampir ke Warung AlFa Mart untuk beli perlengkapan pribadi seperti popok, Sabun, Rexona dan tidak lupa beli permen penyegar mulut.”

“Akh teramat beruntung diriku mempunyai teman sepertimu wahai Jaka Tarub, ternyata akal dan kelicikanmu dapat di pakai pula dalam situasi seperti ini.”
“Sompret kau, Sableng. Tak usalah kau puji aku dengan ucapan pandai menipu!”
“Kalau dirimu tak pandai menipu, mana mungkin dirimu bisa mendapatkan Nawan Wulan, wahai Jaka Tarub.”

“Bakh jangan engkau ungkit mantan pacarku itu wahai Sableng, dia sudah pergi kekayangan sana untuk berobat dari penyakit panu saat dirinya bercinta denganku.”

“Kampret, jadi tanda hitam di wajahmu ini sebenarnya warna kulit aslimu…jadi seluruhnya adalah panu..”

“Benarlah wahai Sableng, tanda hitam sebesar jempol ini sebenarnya adalah kulit asliku, sedangkan warna putih pada tubuh dan wajahku adalah sebenarnya panu.”

“Sungguh beruntung panumu sebanyak ini, sehingga seseorang tidak mengenali dirimu penyakit panuan; kecuali Nawang Wulan.. wkkwkwkwkwkw jawab wiro Sableng sambil tertawa”

Dajal Muka Setan mengambil posisi kuda-kuda untuk menghadapi dua kunyuk bermuka Ganteng. Tangannya bersiap-siap mengeluarkan Jurus Bumi Menghisap Arwah.. dengan ajian ini seseorang yg terkena akan menjadi lumpuh dan kehilangan tenaga dalamnya.

Sadar lawanya akan menggunakan Jurus Bumi Menghisap Arwah, Wiro Sableng bersiap siap menggunakan Jurus Orang Gila Lupa Cebok salah satu jurus pemberian gurunya Si Tua Gila Lupa Cebok. Sementara Jaka Tarub mengeluarkan Panah Asmarah Dewi Gila, dengan panah ini lawan yg terkena akan menjadi hancur berkeping-keping, tokoh aliran hitam yg pernah di bunuh oleh jurus panah Jaka Tarub sudah berjumlah Sembilan puluh orang.

Jurus ini adalah jurus pemberian kekasihnya, Nawang Wulan sebagai imbal balas di lepasnya Nawang Wulan kembali ke Khayangan. Jurus panah ini mampu membunuh Dewa yg konon hidup abadi, jadi makhluk seperti Dajal Muka Setan tak akan mampu menandingi kesaktian Panah milik Jaka Tarub ini. Tapi sebagai dedengkot dunia hitam, Dajal Muka Setan tak merasa gentar, bahkan justru kini dia membusungkan dadanya seolah menantang ingin di panah.

“Hanya jurus kacungan hendak kau perlihatkan kepadaku….” Hardik Dajal Muka Setan

“Bersiapalah, Dajal Muka Kodok… terimalah Jurus Gila Lupa Cebok.” membentak Wio Sableng di ikuti gerakan berputar sambil menyapuh tubuh lawannya, deruan angin menghadang keras kewajah Dajal Muka Setan, Tapi dirinya hanya diam seolah tidak gentar dari serangan lawan.

Tangan Wiro Sableng di liputi kabut berwarna ungu, jelas-lah bahwa Jurus Gila Lupa Cebok memiliki aura racun cukup keras. Tubuh Dajal Muka Setan mundur beberapa langkah ke belakang sambil bersiap-siap menggebuk lawannya dengan Jurus Bumi Menghisap Arwah. Serangan Wiro hanya mengenai pohon di belakang Dajal Muka Setan.

Dajal Muka Setan melihat pohon yg kena gebuk dari serangan Wiro Sableng, alangkah terkejut pohon tersebut menjadi hitam seolah-olah pohon tersebut telah kering akibat tak ada lagi zat-zat kehidupan yg mengalir pada batang pohon.

“Brakkkkkk……… robohlah pohon tersebut.”

“Busyet…………….. woi galak amat sih, emang lu udah niat banget yackh mau bunuh gue ?.” Tanya Dajal Muka Setan Kepada Wiro Sableng

Orang yg di maksud bertambah kalap, entah karena merasa jijik dengan perilaku Dajal Muka Setan atau dirinya merasa di permainkan oleh lawannya, Wiro Sableng semakin gencar menyerang dan melipat gandakan kekuatan. Serangan sapuan Jurus Orang Gila Lupa Cebok, semakin hebat. Debu-debu berterbangan bersama gugurnya daun-daun yg kekeringan.

Sementara jaka Tarub yg sudah bersiap-siap hendak melepas busur panahnya, tampak merasa kesal dengan Wiro Sableng. Dengan pergerakan yg terus berpindah-pindah seperti ini, Jaka Tarub tidak memiliki ruang tembak yg cukup tepat untuk melepaskan busur panahnya.

Akhirnya, dengan ajian Jurus Robinhood.. busur panah Jaka Tarub melepas kearah Dajal Muka Setan. Mendapat serangan cepat dari panah racun Jaka Tarub, Dajal Muka Setan mengeluarkan jurus Naga Menelan Api bumi, seraum api bergejolak keluar dari mulut Dajal Muka Setan. Panah yg hendak membunuhnya kini terbakar menjadi arang.

Jaka Tarub kini tersentak kaget, seumur-umur tak ada yg bisa mematahkan serangannya, kecuali Wiro Sableng. Saat Dirinya hendak membunuh Dewi Pesolek Dalam Kubur. Busur panah miliknya dapat di tangkap dengan Jurus Kunyuk Menangkap Naga. Kini lawannya jauh lebih hebat lagi, anak panah yg tidak bisa hancur itu kini menjadi arang, padahal panah itu di beli di peralatan sport dengan harga cukup mahal.

Kini Jaka Tarub kehilangan lima ratus ribu gara-2 panahnya telah musnah. Jaka Tarub memepersiapkan anak panah kedua, dan segerah membidik ke arah Dajal Muka Setan. Seperti pertama, gerakan berputar-putar Wiro Sableng dan Dajal muka Setan membuat Jaka Tarub tidak mendapat posisi terbaik untuk melepas anak panahnya. Kini kepalanya terasa berat karena merasa pusing, Jaka Tarub mengeluarkan bungkusan berwarna merah, dia mengambil sebuah pil berwarna merah.

“Bodrex.. cukup di minum sekali, tidak perlu sarapan dan dapat di minum kapan saja. Inilah pil ajaib yg di minum oleh pendekar kita ini. Sebuah ramuan turun temurun dari Kyai Surban Kutang, yg di berikan kepada Jaka Tarub. Pil ini tidak menyebabkan kantuk dapat di minum oleh pengendara kodok maupun komodo.

Menunggu istirahat sejenak, Jaka Tarub mempersiapkan posisi membidik anak panahnya ke arah Dajal Muka Setan. Anak panah di sertai cahaya kemerahan berbentuk ular api menggerung keras kearah Dajal Muka Setan. Kali Ini Dajal Muka Setan akan mampus terkena panah dewa. Tapi beda do`a beda pula takdir ceritanya. Panah Naga Menggerung Dewa musnah terbentur pukulan sakti Dajal muka Setan dan pukulan Sakti Matahari milik Wiro Sableng. Wiro Sableng terpental jauh dan berguling-guling ketanah dan dari mulutnya mengeluarkan darah cukup kental.

Tampaknya pendekar kita ini mengalami luka dalam cukup parah. Di tempat lain Jaka Tarub pun demikian, tubuhnya terhempas dengan luka dalam cukup parah. Dajal Muka Setan tubuhnya hancur terbakar, luka besar menggangga. Tangan kanannya terputus dan kaki kirinya pun demikian, wajahnya yg sebelah kiri terbakar cukup hebat.

Dajal Muka Setan Berteriak…." Lapat Bumi Semesta langit Menbahana Hujan Darah, Ajian Rawa Koreng" ( Sejenis Ajian Rawa Rontek tapi masih belum sempurnah ) menyatukan percihan-percihan tubuh Dajal Muka Setan. Tubuhnya yg telah hancur kini menyatu kembali, seolah tidak mengalami luka parah sedikitpun Dajal Muka Setan bersiap menggunakan Jurus bumi menghisap Arwah.

Kali ini pukulannya terarah kepada pendekar Wiro Sableng. Siap menghancurkan kepala pendekar kita, sebuah Jurus Bumi Menghisap Arwah di satukan Dengan Geledek Setan Mengejar Dewa, cahaya hitam bercampur dengan warnah hijau keluar dari tangan kanan dan kiri Dajal Muka Setan. Di tangan kanan mengalir jurus Bumi Menghisap Arwah sedang di tangan kiri mengalir Jurus Geledek Setan Mengejar Dewa.

Bergerak bagai kesetanan Dajal Muka Setan siap menggebuk batok kepala Wiro Sableng. Belum sempat pukulan tersebut akan menghujani pendekar kita. Tiba-tiba sebuah cahaya di sertai siulan keras menggelegar membuyarkan jurus sakti Dajal Muka Setan.

Badai Api Membakar Singkong.. teriak satu suara membuyarkan pukulan sakti Jurus Bumi Menghisap Arwah, sedangkan ajian sakti Geledek Setan Mengejar Dewa di buyarkan oleh jurus sakti bernama Dewa Cabul Masuk Kubur, siapakah gerangan pemilik jurus-jurus sakti ini.

Pemilik pukulan sakti bernama Badai Api Membakar Singkong di miliki seorang pemuda belia, tak lain dan tak bukan di adalah Elang Dewa pemilik seruling Giok Naga, murid dari ki Buyut Jenggot Sapi. Pukulan ini mampu membelah batu besar seukuran rumah. Aduhai ngibul banget nih jurus, padahal membelah batu bata satu saja, Elang Dewa harus di rawat ke dukun patah tulang. Apalagi membelah batu segede rumah, bukannya batu yg pecah malah tangannya yg soak dan jadi pencot alias keseleo.

Tapi kesaktian jurus ini sungguh luar biasa ngibulnya. Pembaca saja sampai terhibur dan manggut2 saja membacanya, menggambarkan betapa hebatnya jurus Elang Dewa, saya jadi tambah mules dan jadi bersemangat untuk buang air besar.

Kembali ke lap-top.. akhirnya Tungkul Arwanah dengan Acara bukan 4 Mata-nya…..
Busyet jadi salah acara, ganti jgn canel TV7.. pilih ke canel..Mak Erot mencari Belut…!

Berlanjut… walau jurus sakti milik Dajal Muka Setan dapat di lumpuhkan oleh kedua pendekar kita yg bernama Elang Dewa dan Mahesa Bumi Putra (Diaz Putra Bumi) pemilik jurus Dewa cabul Masuk Kubur. Tapi penolong pendekar kita mengalami luka dalam. Elang Dewa mengerung kesakitan sambil berteriak-teriak menyebut nama Emaknya…. Sementara Mahesa Bumi Putera (Pemilik P.T Angin Ribut) terhuyung kebelakang dan jatuh ketanah, dari sela bibirnya yg dower mengalir Sirup Marjan rasa Strawbery. 

Dajal Muka Setan jatuh kepelanting sambil minum the botol sosro, dirinya tidak mau kalah dgn Mahesa Bumi Putra si Pemilik P.T Angin Ribut. Menghela nafas panjang dan berusaha mengumpulkan tenaga kembali, Dajal Muka Setan mencoba menyerang Elang Dewa dgn Jurus Banci Gila Ketangkap Satpol P.P, jurus atau ajian ini adalah jurus kalang kabut dan sangat membabi buta.

Elang Dewa mendapat serangan begitu dasyat tampak terpojok dan tak berdaya, aliran darahnya belum kembali normal, kini harus mendapat jurus susulan paket C dari Dajal Muka Setan. Karena ujian jurus pertama Elang Dewa kurang dari angka kelulusan di angka 4, terpaksa susulan paket C harus di jalani Elang Dewa.

Bagai terperaha badai gurun, Elang Dewa mengerang kesakitan dan muntah kulkas…. Sungguh luar biasa jagoan kita ini. Dimana-mana seorang pendekar bila terkena pukulan tenaga dalam, muntahnya pasti keluar darah tapi pendekar kita ini sungguh ajaib, dari muntahannya keluar kulkas dan beraneka ragam perabotan rumah tangga ada kompor gas, Penanak Nasi, Televisi dan Kamar mandi.

Mulut Elang Dewa seperti kantung ajaibnya Noriemon robot kucing temannya Nobita. Bahkan untuk menyebut Doraemon saja, Elang Dewa cukup dongo sampai salah mengucapkannya. Terserah Elang Dewa sudi atau tidak sudi di sebut dongo, yg jelas pengarang merasa berhak mencaci maki Elang Dewa….

“Hahahahhaha…..” Dajal Muka Setan tertawa kegirangan, rupanya sakit hatinya kepada Elang Dewa sudah terobati.

“Rupanya Iblis telah bermurah hati kepadaku, mengantarkan dirimu mati di tanganku. Guman Dajal Muka Setan.

“Rupanya ajal ceritaku akan berakhir disini.” Guman Elang Dewa kepada pembaca.

Tapi Rakhmat Tuhan sungguh luar biasa, pengarang yg hendak menamatkan cerita Elang Dewa dalam misteri Dewi Bunga Malam berlaku Welas Asih, sehingga tidah tega membunuhnya di tangan Dajal Muka Setan.

“Pengarang goblok…………. Pengarang Dongoooooooo…………. Pengarang Sablennnnnnnnnnnnggggggggg. Teriak Dajal Muka Setan kepadaku. Kampret kau pengarang dongo……. Seharusnya Elang Dewa mati ditanganku saat ini, tapi perlakuan culasmu wahai pengarang Elang Dewa dapat berumur panjang.”

“Mengapa Dajal Muka Setan, begitu marah kepada Elang Dewa dan pengarang Budiman ini. Apakah karena Elang Dewa di selamatkan oleh pengarang sehingga nyawanya dalam cerita ini dapat berlanjut, Yaps Dajal Muka Setan teramat marah sehingga dirinya ingin membakar cerita Misteri Dewi Bunga Malam ini.”

Berlanjut kepetarungan, Elang Dewa merasa nyawanya sudah berada di ubun-ubun seolah ingin terlepas dari badan. Dajal Muka Setan siap menggebuk batok kepalanya.

“Akhhhhhhh……..”

Sebuah teriakan keluar memecah ketegangan. Rupanya Dajal Muka Setan tengah mengerang kesakitan, tubuhnya terkena Anak Panah Jaka Tarub dan Jurus Dewa Cabul Masuk Bar milik Mahesa Bumi Putra. Dajal Muka Setan berlari menyelamatkan dirinya dari usaha Mahesa Bumi Putra dan Jaka tarub untuk membunuh kedua kalinya.

Bagai di telan bumi Dajal Muka Setan tiba2 saja raib entah kemana.

”Tunggu kisanak, menahan Jaka Tarub kepada Mahesa Bumi Putra yg sedari tadi ingin mengejar dan membunuh Dajal Muka Setan. Sebaiknya kita obati dahulu teman kita yg terluka ini, pinta jaka Tarub kepada Mahesa.”

“Baiklah kalau itu pinta kisanak, sebaiknya kita obati dahulu luka Elang Dewa dan teman kisanak itu, sambil melihat-lihat Wiro Sableng. Jaka Tarub dan Mahesa Bumi Putra merasa heran, Wiro Sableng yang sedari tadi dalam keadaan luka parah tidak berada di tempatnya.”

Jaka Tarub dan Mahesa Bumi Putra mencarinya, sambil berteriak-teriak memanggil nama Wiro Sableng. Setelah mengobati luka Elang Dewa dengan Ramuan Balsem Gajah Cap Kebo Nungging, akhirnya mereka bergegas mencari Wiro Sableng. Mereka khawatir dengan kesalamatan pendekar kita yg satu ini.

Ada apa dengan Wiro Sableng, kenapa dia tiba-tiba menghilang begitu saja. Begini Pembaca, seharusnya dalam cerita Misteri Dewi Bunga Malam, Wiro Sableng itu sebagai tokoh utama dan sebagai pendekar yg selalu bisa mengatasi kejahatan. Tapi di pertengahan cerita Wiro Sableng merasa di tipu oleh saya (Pengarang). Menurutnya peran sebagai pendekar penumpas kejahatan dalam cerita Misteri Dewi Bunga Malam telah di curi oleh Elang Dewa dan Mahesa Bumi Putra.

Seharusnya dalam pertarungan di atas, Wiro Dongo tidak harus di katakan luka dalam cukup parah tapi harus di ceritakan hanya mengalami sesak nafas saja, tapi si Wiro Dongo kita telah ngambek dan harus meninggalkan arena pertempuran antara Dajal Muka Setan, Elang Dewa, Jaka Tarub dan Mahesa Bumi Putra. Karena merasa dirinya tidak di butuhkan dalam pertarungan terpaksa Wiro Dongo Naik Ke Bukit Jajar Datar, tempat di adakannya pertandingan antara Gerandong dengan Si Nuhun Edan.

“Aduhai langit mulai hitam berselimut awan gelap tanda mau hujan, selimir angin kerinduan sudah menusuk tulang-tulang rusuk yang kedinginan. Aduhai si Juri Edan telah datang, tanda pertandingan ronde dua akan di bunyikan.” Pangeran Matahari berpantun ria saat Wiro Sableng dating di bukit Datar.

“Aduhai Kisanak, kemanakah temanmu yg Bernama Jaka Tarub itu?, bertanya Si Nuhun Edan.”

“Mati keenakan di peluk Banci dari Khayangan.” Jawab Wiro Sableng dengan ketus, karena merasa sakit hati dirinya teramat muda di kalahkan dalam gelanggang olahraga, dalam memperebutkan Medali Panci Rombeng.

“Okh.. rupanya.. di khayangan sana terdapat pula banci-banci yg berkeliaran, tak kusangka mereka Juga Mengejar Jaka Tarub untuk bercinta.” Guman Gerandong 

“Bukan Cuma banci saja yg ada di khayangan, Bar, Diskotik Karokean, Panti Pijat Plus, Pemandian Air Setan, Bola Sodok, Perjudian juga ada.” Jawab Wiro semakin ketus kepada Pendekar2 yg bertanya kepadanya.

“Aduhai celaka, kalau khayangan seperti itu, maulah aku pergi kesana.” Berguman Setan Ngompol dan Naga Kuning

“Sompretttttttttt…………….” Jawab Wiro Sableng semakin ketus

“Di khayangan banyak Banci-banci pengidap penyakit ADDB” guman Wiro

“Apa itu ADDB?” Tanya Naga Kuning kepada Wiro Sableng sementra Pangeran Matahari dan Si Nihun Edan juga Insan Tanpa Wajah maupun yg lainnya jadi ikut penasaran.

“Mau Tahu apa artinya ADDB?” Guman Wiro Sableng kepada mereka 

“Iya-iya kami ingin tahu apa itu artinya ADDB.” menyahuti semuanya

“ADDB artinya Awas Di Cabuli Dari Belakang “ jawab Wiro Sableng sambil tertawa cekikikan….

“Sompret…………. Kalau begituan gue juga ngerti, Dasar Juri Dongo, Juri Gelo…. Teriak mereka sambil membuang muka dari Wiro Sableng.

“Wiro……………….”
“Wiro……………….”
“Wiro……………….”

Suara-suara memanggil nama Wiro Sableng terdengar dari kejauhan, beberapa pendekar seperti Gerandong, Insan Tanpa Wajah, Si Nuhun Edan dan Pangeran Matahari menoleh kembali kearah Wiro Sableng. Mereka mengenali salah satu suara yg memanggil nama Wiro Sableng yaitu Jaka Tarub, tapi yg tidak habis pikir kenapa Jaka Tarub memanggil Wiro Sableng, adakah terjadi silang sengketa antara dua Juri dongo ini guman Gerandong dan Sinuhun Edan.

Bila mereka terpecah belah, besar kemungkinan Dewi Bunga Malam akan mudah kumiliki, Guman Gerandong dalam hati. Sebagai Penjahat Sesat aliran hitam Gerandong memiliki kemampuan sihir yg cukup di segani. Oleh karena itu Gerandong bersemedi sebentar di pohon rindang di mana Terdapat Mak Lampir dan Sinto Gendong yg sedang asik main Congklak.

“Wahai ibundaku tercinta… ananda anakmu tercinta, datang menghadap, memohon petunjuk dan saran restumu wahai Ibuku.” Bertutur merdu Gerandong kepada Mak Lampir, alangkah indahnya sopan santun Genderuwo ini kepada ibunya.. tidak seperti manusia yg selalu berlaku kurang ajar terhadap ibunya, tapi di dunia Gerandong Ibu adalah restu dan berkah terbesar.

“heheheheheheheheheheh…………………….heheheheheheh…” seperti biasa, ciri khas Mak lampir tertawa dahulu sebelum berucap, Goblok..kau Gerandong. Tak adalah bangsa demit macam kita yg berucap sopan santun seperti ini, hardik Mak Lampir.

Di hardik sedemikian, Gerandong tidak melawan maupun membalas ucapan Mak Lampir dengan suara tinggi dan keras juga.

“Wahai Ibu, telah engkau pilih jalan yg lurus lagi terang, mengikuti jalan pendahulu dan musuh bebuyutanmu Sembara. Maka teramat penting untuk menghiburmu dengan ucapan2 yg baik wahai ibuku….”

Anakku Gerandong. Guman Mak Lampir dengan terseduh-seduh sambil merangkul kepalanya.

Tiba-tiba mak Lampir mengalami kerinduan pada masa lalu, saat dirinya tengah tergila-gila oleh Sembara. Saat itu Mak Lampir masih gadis remaja, masih buta soal asmarah tapi dirinya tergoda oleh ketampanan Sembara yg sungguh memikat Hati para Wanita. Karena Sembara anak orang kaya, dan Mak Lampir orang susah maka cukuplah Mak Lampir memendam perasaan cinta dalam hati kepada Sembara.

Berulang kali Mak Lampir Dengan Ajian SMS murah mengirim kata-kata indah kepada Sembara, agar kiranya Sembara dapat luluh hatinya dan sudih mengenal lebih dekat kepada dirinya. Tapi Ulang tak dapat tiba, cinta-pun tak akan datang. Sembara bersikeras menolak cinta Mak Lampir dan tetap istiqomah mencintai Faridah.

Akhirnya, Mak Lampir belajar ilmu hitam kepada Kanjeng Nyai Roro Dogol untuk membalas sakit hatinya kepada Sembara, setelah mendapat kesaktian dari Kanjeng Nyai Roro Dogol Mak Lampir memiliki kesaktian luar biasa. Bisa terbang dengan Paket hemat dari Garuda, Mudik bareng Gratis dengan kartu XL sampai Kuburan gratis seumur mayat di TPU Makam Kali Angke.


BY. Jaka Cendol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar