Jumat, 23 November 2012

VITA APRILIANI



VITA APRILLIANI

Jejak mimpi menganggu sadarku. Ketika kumelintasi sadar dengan secangkir kopi di beranda depan rumahku yang berdebu. Daun-daun kering berguguran menutupi jalan setapak yang memang sedikit kumal oleh lumut-lumut subur yang telah lama hidup. Khayalanku melintasi cakrawa terlarang tuk mendapati potret utuh wajahmu.

Ada keluh yang menahan lidahku tuk berkata, apa arti makna jumpa denganmu. Kenapa keresahan hadir ketika aku jauh darimu.
Apakah engkau sengaja mengutus resah dalam hatiku hingga hatiku tersiksa olehnya. Cinta.. adakah ini mutiara hitam yang kini bersemayan dan bersinar redup dalam jiwaku, yang engkau utuskan sehingga resah hatiku tuk mendapati tenang walau hanya sesaat.

Kupetik senar dawai gitar tua yang sedikit terasa ngebass, kulantunkan lagu rindu tuk melerai resah yang kini mencuri kalbuku. 
"Dinda...  Kalbuku terusik oleh pesona senyummu"
"Dinda....inikah cinta yang engkau utuskan untukku"
"Inikah rindu yang kau semayamkan, hingga tak dapat kuleraikan.."

Malam ini kuputuskan tuk mengungkapkan semua perasaanku padamu, meski harus kukecup getir dari semua jawabmu.
Semenjak pagi resah hatiku melerai jawab untuk jumpamu malam nanti, ada keinginan kecil dari hatiku agar tidak terucap kata cinta dan rinduku padamu. Malu bercampur cemas dan ada keinginan melerai sengketa hati agar tidak terlalu lama mengusik jiwaku.

Malam di puncak purnama begitu megah oleh kemilau cahayanya. Begitu megahnya sehingga kumerasa kecil di dekatmu Dinda.
"Hai tumben nih diem aja.." Tegurmu padaku
Aku tersenyum kecut, tuk menjelaskan kenapa kubersikap demikian. Menjadi pendiam bukan inginku saat ini
"Gi sakit gigi yakh, diem aja?" Tegurmu kedua kali
"Aku sakit ingatan nih, bukannya sakit gigi.."
"Kok bisa...?"
"Wajahmu...membuatku lupa dengan maksud kedatanganku"
"Emang maksud kedatanganmu mau ngapain sih?"
"Aku datang mau minta sumbangan sama Bapakmu.... hahaha"
"Lucu yakh...." Gerutumu kesal
"Ada apaan sih, aku jadi penasaran nih?"
"Ada kamu dan aku.. sedang berdua di sini"
"AKu serius.. kalo kamu tetap ngajakin bercanda aku tinggal yakh.." 
"Iya dakh aku serius..."

"Vit.. aku mau bicara sesuatu padamu!"
"Bicara aja.. emang kenapa sih, pakai jaim begitu sikapmu!" Gerutumu sedikit resah dengan sikapku
"Vita.. aku sebenarnya sa...?"
"Sa.. apa.. Sablenk maksud kamu?"
"Jiah.. bukan itu Vit?"
"Abis apa, kalo ga sablenk?"
"Aku sayang kamu Vit.." Gerutuku ketelapasan namun bercampur lega melerai sengketa hati ketika terucap
"hahahaha..... ga salah nih aku dengernya"  Gerutumu seolah semua ucapku adalah sebuah canda
"Ga salah Vit, aku bener2 sayang sama kamu!"
"Lah kok serius..."
"Aku bener-bener serius..." sambil garuk-garuk kepala karena engkau menganggap jujurku adalah sebuah lelucon
"Kalo aku ga sayang kamu gimana?" Tanyamu padaku

lah... aku blom memikirkan akan sejauh ini. Kenapa juga dia bertanya seperti ini kerpadaku, apakah benar tak ada sedikitpun rasa sayangmu padaku Vita Aprilliani. Kupikir senyum dan sapamu padaku adalah sebuah ungkapan yang sama dengan perasaanku padamu. Akhirnya kamu memberikanku waktu seminggu untuk kembali lagi. Seakan cintaku tergantung oleh semua jawabmu.
Hari telah berlalu bersama resahku menunggu jawabmu, kuberjalan menyusuri Mall yang menjadi keinginan hatiku tuk melepas resah. ALangkah hancur hatiku melihat mesramu bersama seorang insan yang terlihat manja bersamamu. Kau menatapku dengan hangat, memperkenalkan dengan bangga. Betapa sembilu menyayat jiwa, menikam jiwaku dengan semua harapan palsu oleh semua senyummu. Diakah kekasih pilihan hatimu, bukannya diriku? Tanyaku penuh takjub dalam luka
"Wir.. kenalin nih cowokku!" 
"Hai.. aku Wira..." Jawabku ringan saat berjabat tangan dengan insan pilihan hatimu
"Hai Wira.. aku Rian " Jawabnya gagah saat mengapit tubuhmu rapat  penuh manja engkau di peluknya
Engkau berlalu meninggalkan diriku bersama luka hati yang kini engkau guriskan. Tak ada sesalmu melihatku begini, kau utuskan luka di hatiku sedangkan kau menuai bahagia di atas lukaku dengan penuh bangga.

Langkah kakiku terasa gontai, mau pingsan terasa malu, ingin terus berjalan terasa keluh. Sikapku teramat lemah, jiwaku terasa kerdil tuk mengakui diriku bukanlah lelaki pilihan hatimu, Kuhirup udara Mall yang terasa hambar, berlinang setitik air mata saat kukagumi jujurmu. 

Vita Aprilliani bukanlah sosok wanita pengecut yang suka mengumbar cinta dan sayang. bukan sosok wanita yang suka selingkuh, Vita Aprilliani .. tak kusesali keputusanmu untuk memilihnya.... ajarkan diriku tuk melupakan dirimu walau hanya untuk sesaat.
Akhirnya aku tiba di kos-kosan anak-anak setan. Darto, Tono dan Gilang tengah asik berbincang di teras rumah kos-kosan. 
"Sore All.." Salamku kepada ketiga sobatku
"Busyet.. pada diem aja? Woi knapa loe pada diem aja" Gerutuku heran
"Gue lagi mogok..." Jawab gilang Enteng
"Mogok apaaan? Mogok makan yakh?" Tanyaku kepadanya
"Bukan mogok makan, tapi mogok ngomong.."
"WKWkwk.. ada-ada aja loe masa mogok ngomong, emang loe pada mogok ngomong sama siapa?"Tanyaku penasaran
"Gue bertiga mogok ngomong sama setan.."
"Jiah.. kampret, berarti loe bertiga nganggap gue setan yakh"
"Yaps.. kami bertiga harus segera bergegas..."
"Mau pada kemana loe.." Tanyaku sewot 
"Ngambil sajadah, dan segerah sholat dua rakaat.. meminta perlindungan dari setan"
"Kamprett...... gw lagi sedih masih juga loe pada cengin.."
"Amin..." Teriak Darto
"Amin.. kenapa loe setan.." Gertakku sewot
"Amin aja... baru kali ini ada setan kena musibah...."
"Sial....kampret semua loe  sama gue....!"
"Loe sedih yakh.." Tanya Tono
"Iya Ton, gue lagi sedih nih.."
"Ya uda kalo sedih loe ke WC aja sono.." Perintah Tono kepadaku
"Gw lagi sedih Ton, bukannya lagi nahan mules... emang muka gue kalo sedih kaya orang nahan mules yakh.."
"Muka loe kalo sedih ga kelihatan nahan mules plend..., tapi lebih mirip habis kena kentungan satpol PP"
"WKKWK.. teriak mereka tertawa kegirangan...

""Anjink.... bener2 sepet nih hari, uda di tolak Cinta gue sama si Vita sekarang malah habis di kasih bogem.."
"Wih.. gila, yang abis di tolak cinta sama si Vita curhatnya sama kita.." Teriak Gilang
"Kampret.. loe semua pada seneng yakh ngeliat gue menderita!"
"Wir... loe kaga nyadar apa kalo si Vita tuh uda jadi-an sama cowok sebelum nembak Dia.."
"Kalo gue tahu dia punya cowok, gue kaga bakalan nembak dia dasar TOLOL...."
"Lakh emang loe kaga mikir apa.. kalo loe bakalan di tolak.. wahai Wira TOLOL..." Gerutu si Gilang
"Gue kaga sempat nyadar Plend.. gue uda sempet seneng kalo dia bakalan memilih gue sebagai pacarnya.."
"Susah.. kalo berbicara sama orang dongo, uda jelek, geblek sok pede lagi sama cewe.."
"Anjrit..... loe semua pada seneng ngeliat gue menderita!"
"Oke plend,, gue balik dulu, kalo loe semua gag seneng dengan keadaan suasana hati gue..." Gerutuku
"Jiah uda dongo, jelek sok pede ambekan juga nih orang.." Gerutu si Darto
"Busyet... gue tewas dakh nih hari kena dampratan loe semua"
...........................................................................................................................

Jejak-jejak ranting patah di ujung dahan yang rapuh, berkicau burung kenari ketika surya mulai temaram di bukit lembayu. Kuputuskan untuk menginap di tempat kos-kosan Darto, Tono dan Gilang. kuungkap semua keluh yang kini menyayat hatiku. Ada rasa hiba bercampur bangga melerai sengketa ketika diriku mengutarakannya. Akhirnya diriku mulai tenang sesaat, walau tidak sepenuhnya.

Tidak terasa sudah tiga minggu berlallu semejak kejadian itu. Kami berempat kembali eksis, menjejaki dunia tarik suara... alias ngamen bareng. Menjejaki rupiah tuk menutupi beban hidup kuliah yang terasa mencekak. Demi hidup kita harus bertahan, meski semua terasa berat untuk kita lalui. Dan untuk asmara kurela bahagia meski terluka. Makanya kujadi pengamen gila, bersama anak-anak setan.

Akhirnya kutiba di sebuah tempat makan sederhana, di sana kulihat banyak pasangan yang sedang bercengkrama dengan pasangan mereka masing-masing. Kulantunkan lagu-lagu asmara, agar insan yang sedang bercinta merasa terhibur oleh dendangan musikku.

"Permisi.... numpang ngamen yakh?” gerutuku
"Numpang buang duit juga gag apa-apa bang.." Gerutu salah satu tukang makanan yang sudah sering menggoda kami
"Nih gue lagi nyari duit bang,, bukannya mau nguburin orang.." Gerutuku dengan penuh canda
"Kaga pantes loe nguburin orang, minta di kuburin baru pantes loe..." Balas Bang Gadul si penjual gorengan
"Asem...  " gumanku dongkol
"Neng sama abang-abang, mending kasih aja duit recehan cepet2 sebelum dia menyanyikan salah satu lagu"
"Emang kenapa bang? Guman salah satu pengunjung 
"Loe kaga tahu aja Bang, nih orang yang mau nyanyi setan semua.. kuping kita yang masih awam ga bakalan paham sama musiknya yg geblek"
"Busyet.. diem aja napa loe bang Gadul, jangan merusak citra dan pamor kami, di jumpa Fans kali ini!"  Gerutu Gilang
"Demikianlah sambutan bapak Gadul yang terlaknati, semoga saja para pengunjung masih bersedia mendengarkan musik-musik kami yang romantis ini.." Gumanku sambil menyindir Pak Gadul dengan canda
Sementara Pak Gadul cuma cengesan menahan tawa
Sebuah petikan gitar terpetik dengan irama musik regae..
"Balonku ada lima... dorr.."
"Rupa-rupa warnanya..."
"Hijau, Kuning kelabu.. janda muda dan duda.."
irama lagu itu kudendangkan dengan aliran musik regae, pengunjung makan-pun terpingkal-pingkal dengan lirik lagu yang cukup familiar namun di kemas dengan msuik regae yang sungguh kocak. Tepuk tangan dan senyum aneh, menghiasi penampilan kami.
Akhirnya apa yang di kata Pak Gadul-pun tak terelakkan, pengunjung bergegas memberikan recehan kepada kami sebelum musik kami belum rampung di habiskan. Sebuah sosok yang cukup kukenal tengah tersenyum, namun dalam kejutku siapakah gadis yang tengah bersamanya. Itu Rian kekasih Vita Aprilliani yang kini menjadi rivalku, dan siapaah gadis cantik yg kini bersamanya. pikiran buruk-pun melintas di benakku, namun semua buyar oleh panggilan Rian kepadaku.

"Wir.. sini" Teriak Rian kepadaku
Akupun mendekatinya, dan yang sangat kukagumi adalah sosok gadis cantik yang kini bersamanya.
"Wir.. "
"Oh iya.. da apa Rian?" Sedangkan tatapan mataku tak lepas-lepasnya dari sosok gadis yang tengah bersamanya
"Musik loe bagus juga, Wir.. sampai ngakak gue dengernya!" Gerutu Rian kepadaku
"Thanks Plends, emang sengaja gue kemas musik gue lucu-lucu biar semua pada terhibur."
"Ga salah loe bikin musik... gue juga terhibur sama penampilan loe" Guman Rian kepadaku
"Siapa sob cewe samping loe? Tanyaku kepadanya
"Oh iya.. kenalin nih, ade gue dari kampung!"Gumannya
"Ade loe?" Tanyaku gag percaya
"Kenapa, loe ga percaya? Loe pikir nih cewe, pacar gue?" Tanyanya 
"Cakep bener ade loe, sampai pangling gue ngeliatnya...!"
"kampungan loe..akh!. Ngeliat cewe cakep sampai mata loe kaga ngedip-ngedipnya" Guman Rian menggoda
"Biar dakh gue kampungan, daripada gue ngaku kekota-kota-an tapi munafik mengakui kecantikan Ade loe yang cakep bakh bidadari."
"Jiah.. ngibul loe selangit, Wir." 
"Akh sesama lelaki paham dikit dakh kalo gue lagi pangling ngeliat cewe cakeps.."
"Tapi dia Ade gue Wir..."
Sementara Adik Rian tampak tertawa melihat tingkahku
"Hai aku Wira... nama kamu siapa yakh?" Tanyaku kepada Adik Rian
"Ade gue namanya Prita!" Jawab Rian
"Ya sobat.. Adik loe aja apa yang menjawabnya, jangan kakaknya, gue juga pengen kebagian bersalaman dengan adik loe"
"Sama aja..." Guman Rian sambil menahan tawa
Sementara ketiga kawanku sudah memanggil-manggil diriku. 
"Maaf Prita saya harus naik panggung lagi nih tuk memuaskan jumpa Fans" Gerutuku penuh canda
Sementara Rian dan Prita tak kuasa menahan tawa melihat tingkah gilaku

"Siapa sob..." Tanya Gilang saat aku mendekatinya
"Calon bini gue sob.." Gumanku mantaps...
"Oh tuh cowok calon bini loe yakh..?"
"Kampret... yang cewe lakh calon bini gue, emang loe kira gue suka batangan apa?"
"Makanya loe jangan motong omongan gue dulu, gue tanya siapa,? loe jawabnya siapa?" Gerutu Gilang sewot
"Emang loe mau tanyain siapa? Gerutuku sewot juga
"Tuh cewe siapa?"
"Busyet... dakh! sama aja Dodol.. gue potong atau gue kaga potong loe pasti mau tanyain calon bini gue khan!"
"Beda lakh Wir...." guman Gilang
"Apanya yang beda?"
"Biasanya loe suka ngaku-ngaku banci sebagai bini loe.... Makanya gue mau bertanya dengan jelas, siapakah gadis cantik itu?"
"Namanya Supri tuh cewe, puas loe semua.." Gerutuku kesal
"Wow..gila, cakep-cakeps tuh cewe ternyata namanya ke barat-baratan yakh!" Guman si Darto
"Loe yang gila, mana ada cewe pakai nama lelaki?"
"Lakh loe lebih gila lagi, udah tahu dia cewe kenapa loe kasih nama cowok!" Guman si Tono
"Biar loe semua kaga pada jadi saingan gue..makanya gue kasih nama cowok, sekarang loe mau pada apa?"
"Mantaps..benalu di pasung bunga lestari, bersemi bunga riba menjadi panutan duri. Kalo soal cewe loe mau menang sendiri, ketika menderita loe mau berbagi kepada kami bertiga.." Guman si Gilang dengan bersajak
"Iya.. gue emang egois,, sekarang kita bersaing aja dapetin tuh cewe!" Gumanku penuh tantangan
"Gimana kalo tuh cewe punya suami atau dah punya pacar..." Guman darto
"Kalo dia punya suami atau pacar,, buat loe aja.. gue sama dianya!" Gumanku
"Wwkkwkwkw... kalo soal cewe semangat banget nih setan!" Guman si Gilang
"Masih mending, daripada loe sama kuntilanak paling getol minta di kelonin.." Gumanku sewot
"Wkwkwkwkwk... ya udah kita bersaing aja dapetin cinta tuh cewe!" Guman Gilang
"Nah kalo kami boleh tahu siapa nama cewe itu?"
"Tuh Cewe namanya Prita."jawabku
.............................................................................................................


Pusara waktu bernyanyi di ujung rindu
Terlantun kisah sendu di ujung kalbu
Tak dapat kututupi rasa pilu
Saat kutermenung melintasi fotret wajahmu

Vita Aprilliani, tak semudah dalam keinginanku tuk melupakan cintaku kepadamu, walau kini mulai hadir sebuah bayang baru dalam kalbuku. Tapi kutakut semua itu sebuah kepalsuan. Sebuah pelarian dari perasaan cintaku kepadamu. Waktu kian berlalu menjemputku dengan keakraban dengan Prita adik Rian.


Seandainya waktu berulang
Dari masa yang telah aku buang
Aku ingin mengenalmu lebih dekat
Hingga hati ini terasa lekat
Seandainya perkataan ini jujur di antara perilaku-ku yang kufur
Aku ingin mengatakan salam rindu untuk senyum di wajahmu
Dan jika tak ada seorang lelaki pun yang mendekatimu
Aku ingin sekali menjadi belahan jiwamu

Prita gadis cantik yang periang, sikapnya seperti Vita yang sangat kusayang. Aku takut mencintainya.. takut oleh sebuah kepalsuan yang di siratkan oleh senyumnya yang menawan. Namun ketakutanku itu hanyalah sebuah mimpi semu, Prita menyambut cintaku dengan senyumnya. Memeluk sayangku dengan hangatnya kasih sayangnya. Akupun menyayanginya dengan segenap jiwa dan ragaku.
Waktu bahagia bersama Prita bakh mimpi di puncak khayangan, namun tak kusangka sebuah petaka pun terjadi. Tiga bulan cinta bersemi, Vita dan diriku mengukir kisah tangis yang tertahan. Entah kenapa, dia bersikap demikian ketika kupikir dirinya bahagia dengan insan pilihan hatinya, dan diriku bahagia dengan Prita.. tiba-tiba dia menghentak jiwaku yang sudah bahagia, adakah dia tidak menyenangi kebahagianku bersama Prita?

Vita sakit parah akibat penyakit yang di deritanya, tak ada seorangpun yang memberitahuku kecuali Rian. Rian bercerita kepadaku tentang Vita, aku sangat shock mendengar penuturan Rian.
"Vita... apakah engkau bahagia, dengan dustamu padaku?"Gumanku ketika pandanganku menerawang keangkasa luas,
"Kenapa..?" Tanyaku mencari jawab


Kabut-kabut sendu bernyanyi di kamar hatiku. Menikam semua egoku akan sikap dan sayangmu padaku. Hujan rintik masih saja turun ke bumi, di pelataran bumi terbaring jasad insan yang kukagumi. Vita Aprilliani, lahir 23-10-1985 wafat 11-05-2003. Batu nisan-mu masih tampak kokoh bersama merahnya bumi yang kini menjadi pembaringanmu.

Mentariku telah padam ketika gerhana mulai bergelayut di hatiku. Deary-mu kini berada di genggamanku, bersama amanat yang di titipkan ibunda-mu padaku.
“Nak Wira..” Guman Ibu Vita padaku
“Maafkan ibu yakh?” gumannya kembali
“Maaf untuk apa, Bu..?” Tanyaku heran
Ibu Vita menahan tangis yang tertahan namun dengan tabah dia mengatakan yang memang seharusnya di katakan olehnya. Ibu ga bisa menjaga amanat Vita Nak Wira, desahnya dalam tangis.
“Sudahlah, Bu  tak usah di tangisi.. kasihan Vita disana!” Gumanku mengingatkan Ibunda vita
Ibu Vita tersenyum dengan haru. Akhirnya peluh badanku mendengar penuturan ibumu, kukayuh kakiku gontai menyusuri jejak-jejak kamarku. Kubaringkan badanku yang lelah di atas kasur empuk yang kini terasa dingin.

“Vita sudah lama mengidap kangker otak, ibu dan bapak Vita sudah berusaha untuk menyembuhkan penyakit Vita. Dokter menyarankan agar Vita banyak makan-makanan sehat dan selalu menjaga suasana hati dan pikirannya. Hanya nak Wira yang bisa menjaga suasana dan pikiran Vita tetap ceria, namun semenjak tiga bulan terakhir kondisi tubuh Vita turun drastic. Semenjak kejadian Nak Wira, mengungkapakan cinta pada Vita. Ibu tak tahu mengapa Vita berdusta menolak cinta Nak Wira, menurut Ibu, Vita sangat sayang padamu?”
Setahu ibu, Vita mencintai nak Wira dengan tulus, namun penyakit yang di derita oleh Vita lah penyebab dia harus mengubur harapan untuk hidup bersama-mu. Guman Ibu Vita yang membuatku semakin tak kuasa, mengutuk kebodohan sikapku.
…………………………………………………………………………………………………

Kutatap sendu buku deary-mu dengan senyuman kecut.

Diary….halaman muka
Vita Manis yang Imoet (tulisan tanganmu mengumandankan pemilik deary ini)
Lahir… Cilacap 23-10-1985
Bintang Favorit…. Ibu dan Ayah

Halaman pertama di buku Deary

Sombong banget sih tuh cowo, sok kece yakh..
Masa gue cakep kaya gini di kata anak ondel-ondel
Matanya rabun belom pernah ngelihat cewe cakep makanya saking kagetnya gue di kata ondel-ondel
“Eits.. pakai acara minta maaf lagi, bilang aja mau ngajak kenalan! Ga usaha pakai basa-basi mau minta maaf
“Aku serius..minta maaf, aku memang ga sengaja ngomong kamu mirip ondel-ondel..”
“Kenalin, namaku Wira…!” (ucapku ketika pertama kali berkenalan denganmu)
“Sorry yakh.. aku ga butuh sama namamu…! Gumanmu dan melangkah pergi…
Rasain emang enak gue cuekin, sok pede loe! Ngajak kenalan aja kaya ngajakin berantem…
Itu kalimat terakhir di halaman pertama Deary-mu

Deary kedua..

Anak kadal kaga tahu malu, uda di cuekin masih aja deket-deketin gue
Rasain, gue cuekin emang enak……
Tapi dah tiga hari nih,, tuh kadal masih deket-deketin gue…..
Ga kapok-kapok juga lagi dah di cuekin…
Hufs….. akhirnya terimah gag yakh dia mau kenalan sama aku
Besok aja dakh liat.. kalo dia masih mau kenalan dan memakasakan kehendaknya. Apa boleh buat


Deary keempat belas…..
Wira mengajakku jalan ke Mall tadi sore
Aku seneng bercampur malu….
Masa  ngajak makan di Resto di suruh tungguh di belakang sih
“Wir.. kita ngapain sih di belakan resto..?
“Cari makanan sisa…!” Jawab Wira
“Najis…. Kamu ngajak aku kesini, Cuma mau cari makanan sisa, aku bukan gelandangan yakh, kalo emang ga punya duit buat ngajak makan, jangan sok belagu dakh mau traktir ngajak makan..” Gerutu Vita kesal
“Tunggu Vit….Aku bercanda..”Jawabku saat itu
Aku dah keburu sebel sama sikapmu, kalo emang kere ga usah dakh ngajak-ngajak makan. Malu-maluin amat sih sampai ke belakang resto, ngomong sama petugas kebersihan soal sisa makanan….
“Vit tunggu…..” Aku berusaha mengejarmu ketika engkau terus menjauh pergi dariku
“Tunggu Vit….. dia tadi temanku” Gumanku sambil menarik pundakmu, dan kau menoleh dengan marah
“Kampungan tahu ga..!”
“Sorry Vit.. aku bercanda….. dia emang temanku, aku uda pesen makanan sama dia, aku malu masuk kedalam..!”
“Kenapa.. ga punya duit, makanya minta makanan sama temanmu..!”
“Bukan itu Vit…..!”
“Habis apa?”
“Resto itu milik pamanku, aku malu jumpa dengannya…. Lagi pula!”
“Lagi pula apa?” Tanyamu penasaran…
“Lagi pula aku tidak ingin di Tanya macam-macam dengannya, apalagi ada kamu saat ini..”
“Emang-nya kenapa.. kita Cuma teman kok!”
“Justru itu Vit, aku takut Pamanku menganggapnya lebih dari itu, aku khan jadi ga enak sama kamu!”
“Ya uda kita cari tempat lain aja yukh..!” Pintaku padamu
“Serius nih?.. ga ngajak kebelakang resto lagi khan buat nyari makanan sisa?”
“Serius Vit.. Aku janji dakh”

Selesai makan kamu buat aku jadi sebel, masak uda gede beli balon sih.. malah belinya lima balon lagi.
“”Buat apa beli balon? Banyak banget lagi pakai lima balon!”
“Buat kamu say…!” gumanku
“Jiah..pakai say… emang aku tuh apa di kata say.”
”Buat kamu Vit, aku belikan lima balon terindah.. “
“Thanks, tapi aku ga suka balon….”
“Kok balonnya warnah merah semua.. ga ada warna lainnya apa?” Gumanmu padaku
“Ga ada Vit, aku takut beli balon warnah hijau…”
”Emang kenapa..”
“Takut meletus, ntar hatiku sangat kacau dan balonku tinggal empat…”
“hahhahaha.. kamu tuh, kaya nyanyi lagu balonku ada lima aja…”

“Kak.. bagi balonnya donk….” Guman seorang anak kecil berumur enam tahun
“Jiah nih anak, minta beli-in sana sama ibumu…” Gumanku
“Kasih apa Wir.. pelit amat sih..”
”Bukannya pelit, tapi balon ini kubeli untuk kuhadiahkan padamu..”
“Aku ga suka balon, dakh kasih aja sama tuh Anak..”
“Ga mau….! Nih anak siapa lagi, pakai acara ganggu orang lagi pacaran aja…!”
“Wkwkkw… siapa yang pacaran, pedenya ngaku-ngaku pacaran”

Akhirnya balonku kuserahkan semua kepada seorang anak yang merengek meminta balon, sedangkan engkau tersenyum melihat tingkah bodohku.
Inilah deary yang membuatku terpukau dan sangat menyentuh hatiku hingga sekarang.


Deary terakhir….

Wir…. Aku kangen sama kamu
Aku sayang sama kamu…..
Aku ga tahu kenapa aku berdusta untuk menerima cintamu..
Tapi kini aku sadar, aku semakin kehilanganmu..
Kenapa Wir.. kamu marah yakh sama sikapku waktu itu, sampai dirimu tidak mau berkunjung lagi kerumahku
Aku kangen berat sama tingkahmu yang suka gila,dan selalu membuatku tertawa….
Maafkan aku Wir, ga bisa jujur tentang keadaanku saat ini….
Yang jelas aku ingin sekali ada di sampingmu saat ini..
Wir… kenapa yakh, ketika kita semakin jauh, namun bayangan dirimu semakin dekat di mataku dan semua tingkah gilamu tak pernah lepas dari ingatanku…
Maafkan aku Wira yang harus memilih Rian sebagai kekasih, aku takut dengan penyakit yang kualami, aku takut suatu saat di mana engkau harus merasa iba dengan penderitaanku,,, aku tak mau itu terjadi Wir.. aku ingin engkau selalu menyayangiku, tak boleh merasa iba dengan penderitaanku…
Tapi aku wanita lemah, aku merasa tersiksa dengan semua dustaku….
Seandainya kamu tak menjadi kekasih Prita adik Rian.. aku ingin mengungkapkan yang memang seharusnya terungkap….
Tapi aku melihatmu sangat bahagia dengannya, aku cemburu Wir.. sangat dan sangat tersiksa oleh kemesraanmu..…  Wir.. kapan yakh kita seperti dulu lagi, nyanyi lagu balonku ada lima,, seperti yang kamu nyanyikan ketika engkau menggoda diriku…….


Deary…. Bersama linagan airmataku, bersama cintamu yang syahdu… dan kututup kisah ini dengan seribu doa yang tulus…. Hatiku telah terbagi dua Vita, yang satu terkubur bersama cintamu,, dan yang satu kujaga agar tetap hidup untuk terus bahagia bersamanya….. Maafkan diriku Vita yang tidak berjuang semampuku untuk menyakinkan cinta yang tulus untukmu.

TAMAT












1 komentar:

  1. How to get from Atlantic City Casino to Borgata Hotel? - Mapy
    Directions to the Borgata Hotel Casino & 인천광역 출장마사지 Spa (Atlantic 안산 출장안마 City, NJ), 1 Borgata Way, 청주 출장안마 Atlantic City, based on live traffic updates and 광주 출장안마 road conditions – from 동해 출장안마

    BalasHapus